|
Thursday, April 06, 2006
Menggelar Gelisah
hari-haripun tercekat ditenggorokan
menggerogoti bathin yang merintih mengiris luka yang kian menganga menghadirkan senyummu pun aku tak kuasa sementara diluar sana ranting-ranting asa patah berguguran bumi tak lagi tersenyum menggelar hari langit hanya tumpahkan tangisannya yang tak kunjung reda tabir-tabir belum lagi tersingkap angan-angan pun kian menjauhi masa masih dalam persimpangan itu kau duduk tergugu berkata dalam bahasa kepalsuan tengadahkan kepala sesaat perih itu berlalu tapi kembali tersungkur ketika angin kehinaan kembali berhembus suara yang keluar hanyalah gonggongan anjing kelaparan sebab, tak ada seorang yang kan mendengar sekalipun kau kembali kerahim ibu mengapa kau tepiskan rasa yang pernah datang hanya untuk mengejar mimpi burukmu diamlah dalam sunyi hadirkan rasa itu kembali jemput ia dalam malam-malammu seperti sepasang pengantin yang akan memadu kasih biar langit cemburu hanya kau yang rasakan derita tak terperi itu digurat oleh iqbal | 2 Tanggapan
Tanggapan:
hmm...bagus ya leotnya, beda ma yg laen. Gw liat pesennya di blog mba desan, trus gw yg klik..hehehe, padahal pesennya buat mba desan yak?
Kenapa kau masih sendu?
Post a Comment
sementara angin tak lagi mendesau sementara awan tak lagi menyesaki langit sementara mentari mulai menari dan sinarnya terobos relung hati? Adakah tanyamu kan terjawab? Adakah risaumu kan melebur bersama panasnya hari? Ataukah puisimu kan terus bernyanyi tentang lara dan harapmu? |