IQBAL, 26th, penikmat kopi, pencari jalan keabadian

|abe| |adita| |agung dewe| |aira| |aleewafa| |ami| |anna 'd| |agus r| |AUTO INSURANCE| |belajarngeblog| |bima| |BrenciA| |budi grafis| |buyung| |cheya| |Money Online - Starting With Deddy Irawan| |desan| |dhank ari| |didit| |dilla| |dita| |djim| |donat| |dotwow| |Evolutionary In| |hsgautama| |izkaiska| |ken| |kristin| |lil angel| |lucy| |nabil| |nandien| |nanien| |nourma| |ochan| |pakde| |pepe| |pinkanabiz| |reena| |rieka| |rohman| |romy| |ptc bagus| |rozi kembara| |suaveOnline| |teguh| |tiara| |tinatuti| |ulin| |vera| |wagasi| |yanu| zaduna

my friendster
e-mail me!

Blog ini akan tampak jauh lebih sejuk untuk dilihat apabila dibuka dengan Internet Explorer


 

myspace layouts, myspace codes, glitter graphics
Friday, April 14, 2006
Dimana Aku Masih Bertanya
Tiga kuntum bunga api menjelma untaian makna
Dikala hujan menggertap diatap senja itu
Masih mungkinkah duka lara ini menjadi tiang dalam jiwa
Hingga saat terjaga pada hampa

digurat oleh iqbal | 4 Tanggapan
Dalam Rindu
Semilir angin menjamah jiwa siang itu
kala semuanya hanyut dalam belenggu waktu
pujian-pujian pertapapun juga tak cukup
kembalikan kau ditepian rindu

Hari ini tak ada puisi ucapku
Kata-kata yang keluar hanya pujian untukmu
Hingga penat dan enggan lagi berkata
Sudahlah cukup dalam dada

digurat oleh iqbal | 1 Tanggapan
Hilang
Bulir-bulir hujan jatuh mencucup-cucup tanah
Menghantarkan keranda-keranda ketanah pekuburan
Disambut lambaian kemboja yang bermekaran
Satu persatu sahabat pergi
Menuju pulau kasih surgawi

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Dalam Hening 2
Aku mengejarmu dalam hening
bersama duka-duka yang lalu
Aku mengejarmu dalam hening
bersama penantian-penantian yang akan datang
Aku mengejarmu dalam hening
bersama paruh-paruh waktu yang tersisa

Aku mengejarmu dalam hening...

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Thursday, April 13, 2006
Yang Tak Kunjung Temu
siapakah yang bercakap dengan sunyi
ketika rindu masih diujung perigi
hanya putih mata menanti
kemudian semuanya pergi

kian hari kian kumerindunya
akankah aku sampai kepadanya, hanya dengan berbekal rindu?

kerinduanku menggunung-gunung
kemudian terbang ke segala penjuru
dimana kutemui wujud kekasihku
aku pun merindu...

aku pun tengah mencari kau kekasih...
berdiamlah kau disana...
kan kutemui kau segera
seperti Adam dan Hawa di jabal Rahmah

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Hanyut
Hanyutkan kembali aku dalam keindahanmu
Tuangkan lagi anggur cintamu pada cawan ku
Sekembalinya dari kerinduan itu
Singgahlah dalam taman-tamanku tuk sekadar istirah

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Menggelar Gelisah 2
beribu bunga tlah kupetik
beribu kembang tlah kuraih
namun kini yang tergelar hanya bayangan palsu
menawarkan kedamaian semu
menista hinakan kemuliaan syahdu

siapakah yang menggelar gelisah
berlomba seperti Rendra membacakan MEGATRUH
tak nampak lagi bunga dari kelopak bibirmu
semua...
layu...

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Dimana Dirimu
Angin membaca keharuman lekuk tubuhnya
Membawa sisa aroma tadi malam
Saat getir tubuhnya lekat dalam dekapanku
Membawa ke dunia bentuk-bentuk

Ketika rindu kian meraja
Istirahlah dalam damai
Hingga jalan-jalan terkuak kembali
Tetaplah menjadi pelita waktu

Kemudian..
Larut aku dalam sepi
Menghitung nama-namamu
Menafikan yang selain dirimu
Menjaga kau agar selalu hadir
Tapi....
Mengapa aku yang kerap menyingkir
Dengan tubuh menggigil
Sedang kau tetap setia sampai akhir

digurat oleh iqbal | 1 Tanggapan
Sunyi
dingin....
gelap....
dimana penyeru-penyurumu?
akankah hadir dalam setiap hembusan nafasku?

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Menanti Ajal
dikala dusta angkat bicara
kebenaran hanya onggokan sampah
dipersimpangan itu aku berdiri menanti ajal
setiap orang hanya diam

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Sang Kesejatian
Lembut fajar menyapa asa pagi ini
Membangunkan dedaunan yang lelap dipangku malam
Sisa hujan masih menggertap diatap
Satu-satu kembali pada bumi

Dalam pesona jingga aku mulai melangkah
Masuki ruang-ruang penuh belukar
Terjal dan bergerigi jalan harus dilalui
Tapi...
Mengapa hanya ada satu pohon kemboja
Sementara teratai bermekaran dengan eloknya

Hingga pada kelok kelima
Tetap hanya ada satu pohon kemboja
Menggapai-gapai dengan tubuh ringkih
Tersuruk-suruk dihantam badai
Dengan tubuh fana ini
Bilakah kutemui sang kesejatian?

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Sajak Kala Resah
kadangkala semua hanya fatamorgana
disaat kita tercampak ke sudut-sudut comberan
jiwa-jiwa meronta membebani hari
hingga semua tak ada lagi

tak perlu lagi kobar api
aku hanya butuh mentari

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Gelung Warna
Dalam gelung warna kelabu
Kau hadir menderu
Menyeruak
Menggebu
Memacu
Menanggalkan segala ragu

Dalam gelung warna kelabu
Kau datang tersedu
Menggeliat
Menggelinjang
Mengharu biru

Kemudian...
Kau bergerak dalam sunyi
Menegakkan segala yang bias
Membangun asa yang tertindas

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Aku Tetap Tak Tahu!
apa ini yang menderap dalam senyap?
kerap menggertap, merayap
sesekali hikmad kemudian pekat

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Aku Tak Tahu Apa?

entah sesal, entah duka

semua menyeruak segala

menindih lapis bertindih

menapaki bulir-bulir jiwa

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Rindu

tanpamu disudut waktu
aku kian terbelenggu
menapaki terjal berbatu
didada ini ada rindu


digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Menggiring Angin
Letih rasanya kumenggiring angin
Agar ia sentiasa rebah dibahumu
Membelai legam kesunyian rambutmu
Hingga terurai pada paruh-paruh waktu

(Meja kerja, 12-April-2006, 00.01 wib)

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Thursday, April 06, 2006
Menggelar Gelisah
hari-haripun tercekat ditenggorokan
menggerogoti bathin yang merintih
mengiris luka yang kian menganga
menghadirkan senyummu pun aku tak kuasa
sementara diluar sana
ranting-ranting asa patah berguguran
bumi tak lagi tersenyum menggelar hari
langit hanya tumpahkan tangisannya yang tak kunjung reda
tabir-tabir belum lagi tersingkap
angan-angan pun kian menjauhi masa
masih dalam persimpangan itu kau duduk tergugu
berkata dalam bahasa kepalsuan
tengadahkan kepala sesaat perih itu berlalu
tapi kembali tersungkur ketika angin kehinaan kembali berhembus
suara yang keluar hanyalah gonggongan anjing kelaparan
sebab, tak ada seorang yang kan mendengar
sekalipun kau kembali kerahim ibu
mengapa kau tepiskan rasa yang pernah datang
hanya untuk mengejar mimpi burukmu
diamlah dalam sunyi
hadirkan rasa itu kembali
jemput ia dalam malam-malammu
seperti sepasang pengantin yang akan memadu kasih
biar langit cemburu
hanya kau yang rasakan derita tak terperi itu

digurat oleh iqbal | 2 Tanggapan
Sunday, April 02, 2006
Biarlah Angin Terus Mendesau
Dihari yang penuh dengan warna ini
mungkin ada kesunyian tersendiri
dalam relung jiwamu
ketika hari beranjak senja
keheningan terus memburu
kau terus coba meraih angan
dengan jari-jari kecilmu
bergerak dengan langkah tertatih
menyusuri segala gelombang
kadang matamu nanar memandang
karena yang kau temui
kembali jalan berliku

Biarlah angin terus mendesau
bawa segala harap kesegenap penjuru
jangan hentikan langkahmu dipersimpangan
berjalanlah dengan pasti menuju cita-citamu

Tapi..
kau tak sendiri
kau tak pernah sendiri
tak akan pernah sendiri
Kami semua ada untukmu
menemanimu dalam suka
menghiburmu kala duka

Biarlah angin terus mendesau
biar ia kabarkan pada ribuan karang
bahwa kau tak gentar gelombang

Biarlah angin terus mendesau
Sambut dengan segenap senyum
Hingga kau jumpai pagi
dengan kemilau mentari sinari pucuk-pucuk cemara

digurat oleh iqbal | 0 Tanggapan
Dalam Hening
Malam mencekam samudera darah...
Berlipat-lipat kehinaan menggelegar dalam kawah dusta
Mengganti lima belas purnama bersamamu dengan tungku api
Luapan-luapan dahaga membawaku pada fatamorgana
Sementara peluh yang keluar kembali mengering diterjang panas
Malam ini rembulan kembali tersaput awan
Menghitam disegala penjuru
Meskipun langit membiru siang tadi
Kini hanya kelam tersisa
Mengais-ngais keresahan dalam dada
Memanggil impi jiwa yang berlarian diterpa angin timur
Lembaran-lembaran kegetiranpun menggelosoh ditepian hasrat
Menggapai-gapai dengan tubuh ringkih
Kemudian jemari-jemari mulai menari dikehingan
Hadirmu hanya isyaratkan hampa
Sisa tawamu juga masih membekas ditelinga
Bekas parfummu juga masih tercium
Kini yang kudapati hanya siluetmu
Kemudian... hari-hari penuh kebisuan meraja
Mengganti resah yang kian padam
Bangkitkan jiwa-jiwa yang merona
Lalu tumbuh sepucuk jingga disudut qalbu
Penawar rindu kepakan sayapnya
Mencoba terbang lagi kelangit bebas
Jumpai ribuan awan-awan
Dalam hening...
Hening yang mempesona...

digurat oleh iqbal | 3 Tanggapan

  • Raden Ayu Shofiah
  • Asyura
  • ...
  • Enyah
  • Mati
  • Episode Kematian
  • pada sekerat daging
  • Bangsa Yang Kasar
  • Untitled
  • Pada Cerita
  • November 2005
  • December 2005
  • April 2006
  • May 2006
  • July 2006
  • September 2006
  • December 2006
  • January 2007
  • September 2007
  • November 2007
  • March 2008
  • May 2008
  • August 2008
  • October 2008
  • December 2008
  • January 2009
  • February 2009
  • March 2009
  • April 2009
  • June 2009
  • November 2009
  • December 2009
  • February 2012

  • ShoutMix chat widget

    designed by : p3ny4iR K3l4n4â„¢